Beranda | Artikel
Tawakal yang Benar Membuahkan Ketenangan Hati
Jumat, 1 November 2024

Tawakal yang Benar Membuahkan Ketenangan Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 31 Oktober 2024 M.

Kajian Islam Tentang Tawakal yang Benar Membuahkan Ketenangan Hati

Tawakal kepada Allah adalah sebab bagi kecukupan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Ini merupakan keutamaan besar, sebab Allah menjanjikan akan mencukupi hamba-hamba-Nya yang benar-benar bertawakal kepada-Nya. Allah berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah-lah yang akan mencukupinya”. (QS. Ath-Thalaq [65]: 3)

Allah juga menyebutkan kedudukan tawakal yang sangat tinggi, hingga menjadikannya simbol tauhid yang benar, yakni penghambaan dan ibadah yang sepenuhnya kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun. Allah berfirman:

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

“Dialah Rabb yang menguasai timur dan barat; tidak ada sesembahan yang benar selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai tempat bersandar (bertawakal).” (QS. Al-Muzzammil [73]: 9)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa tawakal terjadi ketika seseorang melepaskan pilihannya sendiri serta menyerahkan pengaturan hidupnya kepada Allah. Ia tidak lagi menginginkan tambahan kebaikan untuk dirinya atau merasa takut akan berkurangnya kebaikan itu, baik dalam hal kesehatan maupun terhindarnya dari penyakit.

Hal ini disebabkan keyakinannya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahakuasa atas segala sesuatu, satu-satunya yang berhak menentukan dan mengatur urusan hamba-Nya. Pengaturan Allah bagi hamba-Nya lebih baik daripada pengaturan hamba itu untuk dirinya sendiri. Allah lebih berkuasa untuk mendatangkan kebaikan-kebaikan dibandingkan hamba itu sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga lebih menyayangi hamba-hamba-Nya daripada mereka menyayangi diri mereka sendiri dan memberikan nasihat serta limpahan kebaikan yang lebih besar daripada apa yang bisa hamba perbuat untuk dirinya.

Bersamaan dengan semua itu, hamba itu menyadari bahwa ia tidak mampu mendahului pengaturan Allah Subhanahu wa Ta’ala satu langkah pun, sebagaimana dia tidak bisa mengakhirkan dirinya dari pengaturan Allah satu langkah pun. Hanya dengan demikian seorang hamba dapat menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah, tunduk dan pasrah dalam menghadapi segala ketetapan-Nya. Ia berserah diri seperti seorang budak yang lemah di hadapan raja yang perkasa, yang memiliki kemampuan berbuat pada diri budak ini dengan semua yang dikehendakinya. Sedangkan budak ini tidak punya kemampuan untuk berbuat apapun dari semua segi.

Barangsiapa yang memiliki sikap seperti ini, ia akan beristirahat dari kegelisahan, kegundahan, penyesalan, dan kekalutan pikiran.

Ketika seorang hamba menyadari bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan kehendak-Nya yang pasti terjadi, pilihan-Nya merupakan yang terbaik bagi hamba-Nya, pengaturan dari Allah selalu mendahului pengaturan manusia mana pun, serta jauh lebih baik dan penuh dengan kebaikan serta kemaslahatan dibandingkan apa yang hamba harapkan untuk dirinya sendiri.

Dengan sikap tawakal dan kepercayaan penuh seperti ini, hati hamba akan menjadi lapang dan lega, bebas dari kegundahan. Hamba tidak perlu larut dalam pikiran yang panjang karena ia telah menyerahkan urusannya kepada Dzat yang Mahasempurna dalam segala sifat-Nya. Dalam kehidupan dunia ini saja, jika kita menyerahkan suatu urusan kepada seseorang yang kita anggap ahli, kita dapat lebih tenang dan bebas mengerjakan hal lainnya. Padahal seorang ahli tidak luput dari kesalahan. Sebaik apa pun keahliannya, seorang manusia tetap memiliki keterbatasan.

Namun, ketika kita menyerahkan semua urusan kepada Allah yang Mahasempurna dalam pengaturan dan kebaikan-Nya, tentu hati kita akan lebih tenang. Tidak ada lagi kekhawatiran akan kemungkinan kesalahan atau akibat buruk. Inilah ketenangan yang hakiki, kelapangan jiwa yang sejati, inilah hasil tawakal yang benar.

Ketika seorang hamba menyerahkan segala kebutuhan dan kemaslahatan yang dia inginkan hanya kepada Allah yang tidak merasa sulit untuk membawa semua itu, karena Dia Mahakuat dan Mahaperkasa. Bagi-Nya, segala urusan itu sangat mudah, sehingga Allah pun menanggung semuanya untuk hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan kelembutan dan kebaikan-Nya serta limpahan rahmat-Nya dalam memenuhi kebutuhan hamba tersebut, tanpa kesusahan atau kepayahan dari hamba itu sendiri, dan tanpa kekalutan serta kegundahan.

Karena orang itu telah menyerahkan seluruh perhatiannya kepada Allah, menjadikan Allah satu-satunya puncak keinginannya, maka Allah pun menghilangkan beban pikiran yang terikat pada hajat dan kebutuhan duniawi serta segala hal yang memberatkan. Alangkah indah hidupnya, alangkah besar kegembiraan dan kebahagiaan yang dirasakan hamba yang bertawakal seperti ini.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54660-tawakal-yang-benar-membuahkan-ketenangan-hati/